rukiyatilink.com

Media berekspresi dan berbagi

Perjalanan ke Ngong Ping


Ngong Ping adalah sebuah desa wisata di Lintau Island, Hong Kong. Saya bersama tiga teman sejawat berkesempatan mengunjungi Ngong Ping setelah beberapa hari sebelumnya kami sibuk berkegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Konjen RI Hong Kong.

Hari itu, Senin, 31 Juli 2023, pagi hari kami menaik bus menuju stasiun Cable Car menuju Ngong Ping. Kami menaik cable car dengan membayar karcis seharga 160 dollar Hong Kong atau sekitar Rp 310.000,-. Di atas cable car, kami dapat melihat pemandangan indah, bukit-bukit kecil dan laut biru di bawahnya. Sungguh menyenangkan menyaksikan keindahan ciptaan Tuhan yang dikelola manusia dengan sangat tertata dan indah. Tidak lupa saya mengambil gambar video pendek dari atas cable car untuk diunggah di akun YouTube saya: rukiyatilink

Dari stasiun cable car kami berjalan kaki melewati berbagai toko cindera mata di kiri kanan jalan. Ada banyak juga restoran makanan cepat saji. Saya tidak berani singgah barang membeli es krim atau cemilan karena tidak ada label halal di restoran tersebut. Hanya air mineral yang menjadi obat kehausan. Kami sudah sarapan di hotel. Sengaja kami membawa magic com dan beras serta lauk kering untuk makan sehari-hari selama seminggu di Hong Kong. Kalau siang kami ke restoran halal untuk makan, tetapi tidak ketika di Ngong Ping.

Setelah berjalan sekitar satu kilometer, sampailah kami di kaki bukit Ngong Ping. Dari pelataran bukit kami sudah melihat dengan jelas patung Budha yang besar di puncak bukit. Ada 268 anak tangga yang harus dilalui untuk mencapai ke puncak di mana patung Budha berada. Saya tidak sanggup sampai ke puncak, hanya mencapai anak tangga ke 160 an saja. Lutut terasa sakit sekali. Saya turun setelah mengambil gambar sekeliling dan patung Sang Budha. Saya melihat banyak umat Budha yang berdoa di sekitar patung tersebut. Saya mengingat kemblai kuliah Budhisme sewaktu S1 dulu tentang nirwana atau kekosongan sebagai puncak kehidupan manusia. Saya juga tetiba mengingat apa yang dikatakan oleh bhiksu Tong Sam Cong dalam perjalanannya ke timur untuk mengambil kitab suci. Di film Sun Go Kong tersebut sang bhiksu selalu mengatakan ajaran Budha “kosong adalah berisi, berisi adalah kosong”.

Teman-teman saya tidak mau menaiki tangga-tangga yang banyak itu. Mereka hanya berfoto ria di pelataran. Di seberang pelataran patung Budha tersebut ada kuil Shaolin untuk anak-anak belajar Kung Fu dan belajar hidup mandiri di dalam kuil. Di sana juga ada peternakan sapi dan hewan ternak lainnya. Sapi-sapi dibiarkan memakan rumput di pinggir jalan dan banyak wisatawan yang berfoto bersama sapi-sapi yang berwarna coklat tersebut. Mungkin mereka belum pernah melihat sapi secara langsung. Kami tidak boleh masuk ke dalamnya. Saya hanya melihat dari kejauhan. Suasana dan bangunannya mengingatkan saya akan film-film Hong Kong zaman dulu yang dibintangi Jet Li, si pemilik senyum menawan.

Setelah saya turun dan sampai di pelataran taman Ngong Ping, kami berfoto-foto lagi sebelum berjalan pulang menuju terminal bis. Kami pulang dengan menaik bis, tidak dengan cable car lagi. Sekitar satu setengah jam perjalanan akhirnya kami tiba di hotel kembali. Sungguh perjalanan yang menyenangkan tak terlupakan.


4 responses to “Perjalanan ke Ngong Ping”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!
👋 Hi, how can I help?